Kata
Kunci : ELLPs, penuaan sel, penyakit neurodegeneratif,
protein
Ditulis oleh Abi Sofyan
Ghifari pada 09-02-2012
Salah satu
pertanyaan terbesar dalam bidang ilmu biologi adalah: bagaimana sel menua? Saat
ini, para ilmuwan dari Salk Institue for Biological Studies melaporkan bahwa
mereka menemukan kelemahan dari salah satu komponen yang menyebabkan terjadinya
penuaan pada sel otak. Para ilmuwan tersebut menemukan beberapa protein yang
disebut sebagai protein berumur sangat panjang (extremely long-lived
proteins/ELLPs). Protein ini ditemui pada permukaan inti sel neuron dan
yang mengejutkan adalah memiliki waktu hidup jauh lebih lama dibanding
protein-protein lainnya di dalam tubuh.
Apabila
kebanyakan protein dalam tubuh hanya berumur sekitar dua hari, para peneliti
ini menemukan bahwa ELLPs pada otak tikus memiliki umur yang tidak jauh berbeda
dengan umur organisme itu sendiri. Penemuan mereka ini telah dipublikasikan
pada jurnal Science. Peneliti tersebut pertama-tama menemukan suatu
“mesin” intraselular yang esensial dimana salah satu komponennya adalah protein.
Mereka berasumsi bahwa protein ini tidak tergantikan selama berada pada “mesin”
tersebut.
ELLPs
membentuk saluran transportasi pada permukaan inti sel yang dapat diibaratkan
sebagai pintu yang mengatur bahan-bahan kimia yang masuk dan keluar. Tidak seperti
protein lainnya di dalam tubuh, ELLPs tidak digantikan selama masih mengalami
aktivitas yang normal, dan tidak mengalami modifikasi kimia atau kerusakan
lainnya.
Kerusakan
pada ELLPs dapat melemahkan kemampuan saluran transportasi tiga dimensi yang terdiri
atas protein-protein ini. Apabila ELLPs yang berperan sebagai pelindung sel
dari toksin ini rusak, maka selanjutnya toksin tersebut akan mengubah struktur
DNA sel dan mengganggu aktivitas gen, sehingga menyebabkan terjadinya penuaan
sel.
Pada kebanyakan
sel makhluk hidup, kecuali neuron, sel melawan kerusakan fungsional yang
disebabkan oleh perubahan struktur protein. Sehingga protein-protein tersebut
perlu diganti dengan protein yang baru yang memiliki fungsi sesuai dengan
sebelumnya. Menurut Martin Hetzer, seorang professor di Salk’s Molecular and
Cell Biology Laboratory yang merupakan ketua tim peneliti ini, kerusakan
pori-pori inti sel kemungkinan merupakan mekanisme utama terjadinya kerusakan
fungsi inti sel yang berkaitan dengan usia.
Penemuan ini
semakin membuktikan pemahaman saat ini akan relevansi dari sifat penuaan dari
molekul tertentu pada sel dengan kelainan-kelainan neurodegeneratif seperti
penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Disarikan
dari ScienceDaily.Com
Sumber
gambar: http://www.sciencedaily.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar