Bahan dasar
pupuk organik padat dapat berupa humus, kompos, kotoran hewan, ataupun pupuk
hijau. Pupuk organik padat komersial saat ini umumnya berasal dari kotoran
hewan atau kompos. Pupuk organik dari kotoran hewan di sebut sebagai pupuk
pupuk kandang. Hewan ternak yang banyak dimanfaatkan kotorannya antara lain
ayam, kambing, sapi, kuda, dan babi. Kotoran yang dimanfaatkan bisa berupa
kotoran padat atau cair yang digunakan secara terpisah maupun bersamaan.
Pupuk kandang
mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman karena
mengandung unsur makro seperti nitrogen, fosfor, serta kalium, dan unsur mikro
seperti kalsium, magnesium, dan sulfur. Komposisi kandungan unsur hara pupuk
kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur,
keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta
penyimpanan sebelum diaplikasikan di lahan. Di samping mengandung unsur hara
makro dan mikro, pupuk kandang juga dilaporkan mengandung hormon seperti creatin,
asam indol asetat, dan auxin yang dapat merangsang pertumbuhan akar. Namun,
seberapa jauh tingkat keakurasiannya masih perlu diteliti lebih lanjut.
Kandungan hara pupuk kandang sangat ditentukan oleh kandungan hara yang
terkandung pada kotoran hewannya.
Kotoran ayam yang digunakan sebagai pupuk organik |
Semakin
tinggi nilai bahan kering maka bahan dasar pembuatan pupuk akan lebih banyak
diperoleh dalam satuan berat hewan. Sebagai gambaran, dalam satu kilogram
kotoran babi diperoleh 15% bahan kering atau sekitar 150 gram. Kotoran sapi
sebanuak satu kilogram diperoleh bahan kering sekitar 500 gram (50%). Sementara
dari kototran ayam diperoleh sekitar 750 gram dari setiap kilogramnya. Pupuk
organik padat dari kotoran hewan lebih banyak dikomersialkan daripada kotoran
cairnya. Ini disebabkan oleh ketersediaan di lapangan. Kotoran hewan dalam
bentuk padat lebih banyak tersedia dibandingkan dengan kotoran hewan cair.
Namun, pada dasarnya perbandingan penyebaran kandungan unsur kotoran padat dan
cair tidak terlalu jauh berbeda.
Seperti
umumnya pupuk organik, pupuk kandang melepaskan unsur hara secara bertahap.
Sepertiga sampai setengah N-organik dari pupuk kandang akan dilepaskan pada
tahun pertama aplikasi dan sisanya menjadi residu yang akan dilepaskan sekitar
5% setiap tahun. Persentase pelepasan residu tersebut digambarkan dalam Tabel
3. Sementara besarnya kandungan yang dilepaskan oleh asam fosfor adalah
seperenam bagian dan kalium setengah bagian pada tahun pertama aplikasi.
TABEL 3. PERSENTASE PELEPASAN
RESIDU N-ORGANIK DARI PUPUK KANDANG
Tahun Setelah Aplikasi
|
Pelepasan Residu N-organik
(%)
|
1
|
5,0
|
2
|
4,7
|
3
|
4,5
|
4
|
4,3
|
5
|
4,1
|
6
|
3,9
|
7
|
3,7
|
8
|
3,6
|
9
|
3,4
|
10
|
3,2
|
Sumber
: Ohio state University, 1996
Kandungan
unsur hara pupuk kandang dapat hilang karena beberapa faktor, antara lain penguapan,
penyerapan, dekomposisi, dan penyimpanan. Proses penguapan dan penyerapan dapat
menyebabkan hilangnya kandungan hara N dan K rata-rata setengah kadar semula,
sedangkan P sekitar sepertiganya. Penyimpanan di tempat terbuka dalam waktu
lama akan menambah besarnya kehilangan unsur N. Di samping kehilangan dalam
bentuk ammonia (menguap), juga terjadi pencucian senyawa nitrat oleh air hujan.
Pencucian ini berlaku juga untuk unsur K dan P. Dalam Tabel 4 digambarkan
kehilangan unsur hara dari kotoran kuda dan sapi akibat penyimpanan di tempat
terbuka selama 5 bulan.
Secara umum
kandungan hara pupuk organik dari kotoran hewan (pupuk kandang) lebih tinggi
dibandingkan kompos. Inilah salah satu alasan lebih banyak pupuk kandang yang
dikomersialkan dalam bentuk konsentrat daripada kompos.
TABEL 4.
KEHILANGAN UNSUR HARA DARI KOTORAN KUDA DAN SAPI AKIBAT PENYIMPANAN DI TEMPAT
TERBUKA SELAMA 5 BULAN
Unsur
|
Kehilangan Unsur Hara (%)
|
|
Kotoran Kuda
|
Kotoran Sapi
|
|
N
|
60
|
41
|
P2O5
|
47
|
19
|
K2O
|
76
|
8
|
Sumber
: Imam Moehali, 1983.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar