Selasa, 01 Januari 2013

Cara Beternak Ayam Ras Pedaging (Broiler)


Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

SENTRA PERIKANAN AYAM PEDAGING
  • Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi

JENIS AYAM PEDAGING
  • Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.

MANFAAT BETERNAK AYAM PEDAGING
Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
  • penyediaan kebutuhan protein hewani
  • pengisi waktu luang dimasa pensiun
  • pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
  • tabungan di hari tua
  • mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)
PERSYARATAN LOKASI BETERNAK AYAM PEDAGING
  • Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
  • Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
  • Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA AYAM PEDAGING
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)

Perkandangan ayam pedaging
  • Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
  • persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C,
  • kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam,
  • Untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.
  • Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
Peralatan
1.Litter (alas lantai)
  • Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2.Indukan atau brooder
  • Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
3.Tempat bertengger (bila perlu)
  • Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4.Tempat makan, minum dan tempat grit
  • Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
5.Alat-alat rutin
  • Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

Pembibitan
  • Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  • ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
  • pertumbuhan dan perkembangannya normal
  • ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
  • tidak ada lekatan tinja di duburnya
Pemilihan Bibit dan Calon Induk Ayam Pedaging
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  • Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Perawatan Bibit dan Calon Induk Ayam Pedaging
  • Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.
Pemeliharaan Ayam Pedaging
Pemberian Pakan dan Minuman
  • Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
  • Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
  • Kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
  • Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: M
  • Minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
  • Minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
  • Minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan
  • Minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
  • Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
  • Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Pemeliharaan Kandang
  • Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.  

 (Sumber : http://buka-mata.blogspot.com/2012/09/cara-beternak-ayam-ras-pedaging-broiler.html)

Peluang Usaha Budidaya Sapi Perah


Usaha sapi perah di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19 dengan mengimpor sapi-sapi perah bangsa Ayrshire, Jersey dan Milking Shorthorn dari Australia. Pada permulaan abad ke-20 sapi-sapi perah Fries Holland (FH) diimpor dari Belanda dengan tujuan untuk memasok kebutuhan susu segar. Susu segar merupakan komoditas pangan yang strategis untuk dikembangkan, karena bergizi tinggi dan menyehatkan. Permintaan susu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, berkembangnya penguasaan ilmu pengetahuan (khususnya ilmu gizi) dan semakin meningkatnya taraf hidup penduduk.

Produksi atau pasokan susu dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan, sehingga Indonesia masih impor. Data populasi sapi perah, produksi dan konsumsi susu nasional ditampilkan pada Tabel

Populasi Sapi Perah, Produksi dan Konsumsi Susu Nasional

Uraian
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000*
Populasi (ekor)
347.989
334.371
321.992
332.031
345.253
Penyediaan susu (000 ton)
441,2
423,7
375,9
436,0
495,6
Konsumsi susu (000 ton)
1.125,4
1.050,0
838,4
1.047,4
1.322,1

Sumber: Dirjen Peternakan, 2001
Keterangan: * Angka sementara s/d Mei 2000

Populasi sapi perah menurun pada tahun 1997-1998 diikuti dengan menurunnya produksi dan konsumsi susu akibat krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Peternakan sapi perah mulai bangkit kembali pada tahun 1999.

Produksi susu dalam negeri masih jauh di bawah konsumsi, yang artinya pemasaran masih terbuka lebar dan usaha peternakan sapi perah memiliki prospek cerah. Bagi perekonomian nasional, peningkatan produksi dalam negeri akan menyerap tenaga kerja lebih banyak, meningkatkan aktivitas usaha, menghemat devisa dan mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar dalam penyediaan komoditas strategis.

Sumber : http://binaukm.com/2010/06/peluang-usaha-budidaya-sapi-perah/