Selasa, 01 Januari 2013

Peluang Usaha Budidaya Sapi Perah


Usaha sapi perah di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19 dengan mengimpor sapi-sapi perah bangsa Ayrshire, Jersey dan Milking Shorthorn dari Australia. Pada permulaan abad ke-20 sapi-sapi perah Fries Holland (FH) diimpor dari Belanda dengan tujuan untuk memasok kebutuhan susu segar. Susu segar merupakan komoditas pangan yang strategis untuk dikembangkan, karena bergizi tinggi dan menyehatkan. Permintaan susu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, berkembangnya penguasaan ilmu pengetahuan (khususnya ilmu gizi) dan semakin meningkatnya taraf hidup penduduk.

Produksi atau pasokan susu dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan, sehingga Indonesia masih impor. Data populasi sapi perah, produksi dan konsumsi susu nasional ditampilkan pada Tabel

Populasi Sapi Perah, Produksi dan Konsumsi Susu Nasional

Uraian
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000*
Populasi (ekor)
347.989
334.371
321.992
332.031
345.253
Penyediaan susu (000 ton)
441,2
423,7
375,9
436,0
495,6
Konsumsi susu (000 ton)
1.125,4
1.050,0
838,4
1.047,4
1.322,1

Sumber: Dirjen Peternakan, 2001
Keterangan: * Angka sementara s/d Mei 2000

Populasi sapi perah menurun pada tahun 1997-1998 diikuti dengan menurunnya produksi dan konsumsi susu akibat krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Peternakan sapi perah mulai bangkit kembali pada tahun 1999.

Produksi susu dalam negeri masih jauh di bawah konsumsi, yang artinya pemasaran masih terbuka lebar dan usaha peternakan sapi perah memiliki prospek cerah. Bagi perekonomian nasional, peningkatan produksi dalam negeri akan menyerap tenaga kerja lebih banyak, meningkatkan aktivitas usaha, menghemat devisa dan mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar dalam penyediaan komoditas strategis.

Sumber : http://binaukm.com/2010/06/peluang-usaha-budidaya-sapi-perah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar